26 Desember tahun 2004 sebuah bencana besar di Indonesia menggemparkan dunia. Badai Tsunami Aceh dengan ketinggian sekitar 24 Meter menerpa sebagian besar wilayah Aceh Besar, ratusan ribu korban meninggal ditemukan. Tak berdaya, namun kini mereka telah bangkit dari cobaan tersebut.
Walaupun kejadian Badai Tsunami Aceh sudah berlangsung 15 tahun yang lalu, namun musibah tsunami aceh pada 26 desember 2004 masih teringat di benak mereka. Salah satu warga yang kami jumpai masih menceritakan secara detile, bagaimana kejadian tersebut berlangsung dan bagaimana kepanikan warga Aceh saat itu. Kamipun merinding saat mendengar cerita dari warga tersebut, membayangkan ombak setinggi 24 Meter dihadapan kami dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Tim Balikpapanku akhirnya mencoba menelusuri beberapa tempat di Aceh, dimana lokasi kali ini menjadi saksi bisu kedasyataan Badai Tsunami Saat itu.
1. Aceh Tsunami Museum

Tempat ini merupakan salah satu museum di Aceh, dimana tempat ini menyimpan berbagai dokumentasi kejadian Tsunami di Aceh 15 tahun yang lalu. Ada salah satu ruangan yang membuat kami terdiam dan sedikit menangis, dimana sebuah dinding berbentuk lingkaran dengan tinggi sekitar 10-15 meter terdapat tulisan nama-nama korban badai tsunami, semua nama yang tertempel pada dinding tersebut merupakan korban meninggal ataupun hilang.
Tidak hanya itu, disalah satu ruangan di museum ini kalian juga bisa merasakan sensasi yang dibuat semirip mungkin dengan kejadian Badai Tsunami saat itu. Ruangan ini berisikan suara teriakan orang, gemuruh ombak, dimana percikan air akan sedikit membasahi tubuh kalian.
Jika kamu ingin mengetahui sejarah Badai Tsunami Aceh secara visual kamu bisa mengunjungi tempat ini.
2. Monumen PLTD Apung
Masihkah kamu ingat saat menonton telivisi, dimana sebuah kapal berukuran sangat besar terdampar ditengah pemukiman warga aceh setelah badai Tsunami berlangsung ? Ini adalah kapal PLTD Apung yang terdampar di tengah pemukiman warga aceh.
Apakah kamu bisa membayangkan, bagaimana kekuatan badai tsunami saat itu hingga bisa menggeser sebuah kapal dengan berat ribuan ton sejauh 5 KM ?
Kapal PLTD Apung ini sama sekali tidak pernah dipindahkan sama sekali, posisi kapal masih sama persis seperti setelah musibah tersebut terjadi. Petugas yang berjaga dikawasan tersebut sempat mengingatkan kepada kami, untuk menjaga segala tutur kata dan sikap saat berada di kawasan tersebut. Pasalnya banyak korban dan tidak diketahui jumlahnya tertimpa di bawah badan kapal tersebut.
3. Pantai Lampuuk
Pantai ini terlihat sangat indah saat kami kunjungi, tidak terlihat bahwa pantai ini merupakan titik awal saat Badai Tsunami Aceh menghampiri daratan. Tidak jauh dari pesisir pantai tersebut terdapat sebuah mesjid yang masih berdiri kokoh saat badai Tsunami menerpa.
Sebelum kamu memasuki kawasan pantai tersebut, banyak terdapat kawasan seperti taman berukuran luas dengan rumput yang sangat hijau, namun dikelilingi oleh tembok seukuran pinggang orang dewasa. Kamipun sempat bertanya kepada driver mobil yang mengantarkan kami mengapa taman hijau tersebut dipagari oleh tembok, ternyata menurut penuturan driver mobil yang mengantarkan kami, kawasan tersebut merupakan kuburan masal korban Badai Tsunami Aceh.
Taman yang terlihat hijau tersebut sengaja disamarkan agar tidak menimbulkan suasana horror pada kawasan tersebut. Pasalnya Pantai Lampuuk merupakan kawasan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara karena terkenal dengan keindahannya.
5. Sasana Budaya Cut Nyak Dhien
Tempat ini berjarak sekitar 9 KM dari pantai lampuuk, namun tempat ini masih tergenang dengan air akibat badai tsunami. Menurut penjaga tempat peninggalan bersejarah tersebut, tinggi air yang sampai ke Sasana Budaya Cuat Nyak Dhien sekitar pinggang orang dewasa.
Untungnya saja rumah peninggalan Cut Nyak Dhien tersebut merupakan rumah panggung, sehingga tidak ada barang-barang bersejarah yang terendam oleh air. Pada foto di bawah terlihat batas air yang membekas pada tiang-tiang bangunan.
Kejadian Badai Tsunami Aceh tidak akan pernah dilupakan, kejadian tersebut menyadarkan kita bahwa apapun itu bisa saja terjadi jika sang maha pencipta berkehendak. Bersyukurlah atas apa yang telah kamu miliki sekarang, baik berupa harta, benda ataupun keluarga.
Komentar